JEMBER – Mewaspadai perekrutan anggota organisasi radikal Islamic State of Iraq and
Syria (ISIS), Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia (BNP2TKI) mengirimkan ustad untuk berceramah di luar negeri.
Hal ini
disampaikan Kepala BNP2TKI, Nusron Wahid, di sela kehadirannya dalam acara Konferensi
Cabang Gerakan Pemuda Ansor (Konfercab GP Ansor) Jember, Minggu (20/3).
“Sebelumnya,
sudah ada dua TKI kita yang diindikasikan masuk ke dalam gerakan teroris di
Korea. Untuk mengantisipasi itu terjadi, maka kami kirimkan ustad dari
Indonesia untuk berceramah kepada TKI disana (luar negeri),” kata Nusron.
Nusron
menjelaskan, pihaknya saat ini memantau dan mewaspadai ancaman penyebaran
gerakan radikal kepada TKI. Pasalnya, lanjut Nusron, berdasarkan laporan, ada beberapa
TKI di Hongkong saat ini memakai atribut yang mengarah ke paham radikal. Hal
ini dikhawatirkan akan berujung pada masukknya TKI dalam gerakan radikal
tersebut.
“Para TKI
itu berangkat kan salah satunya untuk menghilangkan stres (depresi). Sesampai disana,
langsung mendengarkan jeramah ajaran tersebut. Hal itu yang berbahaya untuk
mereka dan perlu kita antisipasi,” jelas Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) GP
Ansor tersebut.
Menurutnya,
ada beberapa negara yang rawan menjadikan TKI sebagai pengikut organisasi ISIS,
diantaranya Korea Selatan, Jepang, Taiwan dan Hongkong. Bahkan, Nusron justru
menyebut, TKI di Arab Saudi masih dalam kategori aman terjaring ajaran radikal
tersebut.
“Di negara
– negara Asia Pasifik itu kebanyakan merupakan negara demokratis. Sehingga,
ajaran apa saja leluasa untuk berkembang. Sedangkan di Arab Saudi, TKW tidak
diperbolehkan keluar rumah dan untuk laki – laki sibuk dengan pekerjaannya.
Sehingga sulit untuk terjaring ajaran radikal,” ujarnya.
Oleh sebab
itu, Nusron menegaskan, pihaknya terus melakukan upaya pencegahan dan
pemantauan kepara para TKI. Dia berharap, para TKI yang bekerja di luar negeri terbebas
dari rekrutmen organisasi ISIS. (awi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar