JEMBER – Beberapa pekan terakhir, warga Jember dibuat gembira dengan meningkatnya
mutu beras miskin (Raskin) yang dibagikan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog)
sub Divre XI Jember. Warga menyebut, beras yang mereka terima lebih bersih dan
nasinya enak dimakan, jika dibandingkan dengan beras yang dibagikan sebelumnya.
Salah satu
warga Dusun Mandilis, Desa Sanenrejo, Kecamatan Tempurejo, Tukinah (55),
mengatakan, beras raskin yang dibagikan pertengahan akhir Februari lalu itu
lebih putih dan bersih dari kotoran
“Masyarakat
awalnya mengira Bulog salah kirim beras. Karena biasanya, beras yang kami
terima (raskin) warnanya putih agak kotor. Harganya belinya juga sama dengan pembelian
raskin sebelumnya,” kata Tukinah.
Selain
itu, rasa nasi dari beras tersebut juga sama dengan beras yang dijual di
pasaran umum. Padahal, biasanya, warga penerima raskin terlebih dahulu
menggiling ulang beras sebelum menanaknya menjadi nasi. “Kami biasanya
menggiling lagi ke tempat penggilingan. Kalau langsung dimasak rasanya kurang
enak,” ungkapnya.
Saat
dikonfirmasi, Wakil Kepala Bulog Sub Divre XI Jember, Rahmawati, menjelaskan,
beras yang disalurkan kepada masyarakat lewat program raskin tersebut merupakan
beras kualitas premium.
“Stok
untuk beras medium kosong. Di gudang hanya tinggal stok beras premium. Jadi,
kami sejak Februari lalu menyalurkan beras premium untuk masyarakat Jember,”
kata Rahmawati secara terpisah.
Bulog
Jember menyalurkan raskin kepada Rumah Tangga Sasaran (RTS) di Kabupaten Jember
dengan harga Rp 1.600 per kilogram. Dengan harga tersebut, masing -
masing kepala keluarga (KK) membayar sebesar Rp 24.000 untuk mendapatkan 15
kilogram beras. “Jumlah RTS di Jember sebanyak 192.591 KK. Kebutuhan
raskin di Jember sebanyak 2.894 ton per bulan atau sekitar 35.000 ton per
tahun,” jelas Rahma.
Rahma menambahkan,
dengan angka kebutuhan tersebut, ketahanan beras untuk program raskin di Jember
cukup untuk lima bulan ke depan. Selain menyalurkan beras untuk program Raskin,
Bulog Jember juga mengirimkan beras ke Bulog Sub Divre lainnya yang kekurangan
stok beras.
“Tetapi sebentar
lagi di bulan Maret ini panen. Jadi, kami membuka kembali pengadaan beras
kualitas medium dari mitra maupun Gapoktan. Targetnya sama dengan tahun kemarin
yaitu 75.000 ton,” jelasnya.
Harga
pengadaan beras medium dan beras premium berbeda. Untuk kualitas medium, Bulog
membeli dari petani sebesar Rp 6.600 per kilogram. Sedangkan untuk kualitas
premium sebesar Rp 7.600 per kilogram. (awi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar