Kamis, 09 Juni 2016

Gula dan Perhiasan Sumbang Inflasi Tertinggi




JEMBER - Komoditas gula dan perhiasan menyumbang inflasi tertinggi di Kabupaten Jember bulan Mei 2016 lalu. Kedua komoditas yang merupakan kelompok core inflation itu menyumbang inflasi sebesar 0,40 persen dari besaran inflasi total sebesar 0,15 persen.

Sekretaris Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Jember Lukman Hakim menuturkan, sumbangan kelompok core inflation pada bulan Mei lebih tinggi dibandingkan bulan Februari lalu sebesar 0,17 persen.

"Namun, laju inflasi Jember masih tertahan oleh kelompok Volatile Food dan Administrated Price yang mengalami deflasi," terang Lukman saat memimpin Rapat TPID bersama beberapa SKPD Pemkab Jember di Kantor Bank Indonesia Jember, Kamis (9/6).

Dia menyebutkan, kelompok Volatile Food seperti daging ayam ras, bawang merah, udang basah dan jeruk mengalami deflasi sebesar -0,30 persen. Angka tersebut menurun dibandingkan bulan yang lalu sebesar -0,68 persen.

"Sedangkan kelompok Administrated Price juga mengalami deflasi sebesar -0,12 persen, menurun dibandingkan bulan lalu sebesar -2,05 persen. Itu dipicu oleh kebijakan pemerintah yang menurunkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) dan TTL (Tarif Tenaga Listrik) seiring dengan tren penurunan harga minyak dunia," paparnya.

Secara keseluruhan, angka inflasi Jember sebesar 0,15 persen lebih rendah dibandingkan inflasi Nasional sebesar 0,24 persen. Dari delapan kota dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur, seluruh kota mengalami inflasi.

"Secara bulanan, kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Sumenep 0,31 persen. Diikuti Jember, Malang dan Probolinggo sebesar 0,15 persen, Surabaya 0,13 persen, Banyuwangi 0,12 persen, Kediri 0,13 persen dan Madiun 0,06 persen," sebut Lukman.

Secara tahunan, inflasi Jember sebesar 2,69 persen diikuti Banyuwangi dengan 2,42 persen. Angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan inflasi Jawa Timur sebesar 2,77 persen dan Nasional sebesar 3,33 persen. (Awi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar